Sabtu, 31 Desember 2011

2011

Tak terasa, hari ini adalah hari terakhir di 2011. Sedikit review perjalanan hidup selama 1 tahun ini. Langsung aja deh, cekicrot:

#Masuk HIMA
Keinginan untuk masuk HIMA akhirnya terwujud di tahun 2011 ini. Dengan menyandang status sebagai staff jurnalistik, aku banyak belajar di sini. Belajar berorganisasi, belajar bagaimana bekerjasama, saling membantu. Gara-gara di jurnalistik juga, akhirnya aku berkutat kembali dengan corel draw, sedikit demi sedikit belajar desain otodidak. Sejak diterima di HIMA jadi getol banget ke HIMA, sampai akhirnya pada UG2 dianugerahi sebagai "PENJAGA HIMA TERFAVORIT", aneh memang. 
Suka duka selama berada di HIMA banyak sekali, dari yang disuruh bikinin sertifikat, pamflet, banner, dll sampai dukanya yang sering dimarahi karena deadline tak segera terselesaikan hhe.

Senin, 26 Desember 2011

Kebersamaan itu...

saatnya kami pensium
 
 Kebersamaan selama 1 tahun kepengurusan ini, memberikan sejuta pelajaran yang luar biasa untukku. Memberiku kesempatan untuk berkarya, berbagi, bersenang-senang dengan kalian, tertawa lepas di kala deadline, rapat bareng, makan bareng, lembur bareng bikin buletin, tabloid, mading, pelatihan blog. 

Laskar Biru, nama yang awalnya tercetus karena beberapa personil jurnalistik menyukai warna biru. Kemudian dengan sedikit memaksa diplesetkan menjadi jargon "B....(lali) Inspiratif Ra jelas Untuk semua"

Bersamamu ku habiskan waktu senang bisa mengenal dirimu. 
Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya

Sabtu, 24 Desember 2011

Berhenti di Kamu

Tiap aku mendengar suara kamu
Rasanya mau bilang iya
Maafkan kamu, terima kamu kembali

Aku tahu kamu sangat menyesal
Akupun juga tak sempurna
Cerita kita tiada yang bisa gantikan


Namun ada satu yang terjadi
Hatiku cinta kamu
Tak bisa mau kembali lagi, ulang semua
Aku tak mau lukai kamu

Kamis, 22 Desember 2011

Untukmu Ibu

Seperti biasanya, dari tahun ke tahun, dan ini tahun yang ke-7. Tak ada perayaan, tak ada ucapan, tak ada bunga, yang ada hanyalah doa. Tak ada upacara kecil di depan pusaramu, tak ada ciuman untuk nisanmu hari ini.

Ibu, 7 tahun kepergianmu, membuatku lebih dewasa kini. Aku tak lagi bermanja-manja seperti dulu, aku bukan lagi gadis yang cengeng, aku tidak lagi penakut. Telah kulalui setiap detik kehidupan ini tanpamu, namun lihatlah aku masih berdiri sampai hari ini. Aku masih berjuang menggapai semua mimpi. Meski tak ada lagi dirimu di sini, tapi ku yakin, di Atas Sana, kau masih melihatku dan menjagaku.

Rabu, 21 Desember 2011

Aku tahu rasanya kehilangan

Senin, 19 Desember 2011 sekitar jam 5 pagi aku terbangun dan mendapati sebuah sms masuk di hp. Tertulis "sit", dari siti rupanya. Dengan setengah sadar ku buka sms itu,"ayah g ada." 
"Ngaco sekali anak ini, sms tidak jelas sepagi ini." batinku. Kesadaranku belum pulih benar akibat semalam begadang belajar dan tidur yang tak nyenyak memikirkan tugas-tugas. 
Ku balas sekedarnya "ayah sp?"
Satu lagi sms masuk, kali ini dari Adib,"inalillahi wa inaillaihi rojiun. Telah meninggal dunia ayah cyti". 
"hah", kaget dan tercengang, tak tahu apa yang harus ku lakukan. 
Sebuah sms balasan dari siti masuk "ku"
Ku balas dengan polosnya, "inalillahi, beneran?? kapan?"
"td"

Berita yang sangat mengejutkan di pagi itu, pasalnya baru seminggu yang lalu aku datang ke rumah Siti untuk menengok ayah dan ibunya yang baru pulang haji. Di hari minggu yang cerah itu, beliau menyambut kedatanganku dan Dewi dengan hangat. dengan baju koko putihnya, beliau bercerita tentang pengalamannya selama menunaikan ibadah haji. Beliau juga menasihati kami, "Saya hanya manusia, tempat meminta itu Gusti Allah, saya hanya perantaranya, saya hanya bisa mendoakan mbak. Belajar yang benar, usaha dan doa jangan pernah putus, dan satu lagi jangan pacaran. Anak saya yang besar tidak pacaran, alhamdulillah lulus dengan nilai yang baik, IPnya 3,6. Pacaran itu hanya membawa dosa, lebih baik fokus pada kuliah dan masa depan. Kunci sukses di masa depan itu adalah ilmu, jika ilmu sudah di tangan, insyaAllah semuanya akan mudah untuk dijalani. Dan juga, kalo besok sudah menikah, jangan lupa rencanakan untuk naik haji."
Tak pernah kusangka, itu adalah nasihat dan pertemuan terakhirku dengannya. 
***

Minggu, 18 Desember 2011

Someone Like You

I heard
That you're settled down
That you found a girl
And you're married now

I heard
That your dreams came true
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldb't stay away, I couldn't fight it
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Yeah

Jumat, 16 Desember 2011

Indahnya Hidup dengan Berbagi

Meski kini aku tak pernah naik bis lagi, tapi ternyata Tuhan masih membukakan mata hatiku untuk melihat kehidupan jalanan orang-orang tak jauh tak seberuntung diriku. Seperti seorang bapak tua yang (maaf) buta dan cucunya yang selalu kulihat di perempatan jalan. Melihat keduanya aku menjadi tersadar, betapa aku harus bersyukur, bersyukur, dan lebih bersyukur lagi atas apa yang telah kumiliki selama ini. Aku jadi ingat jika aku belum membayar janji yang pernah kuucapkan beberapa waktu lalu. InsyaAllah akan segera kubayar.

Atau bisa juga melalui foto-foto yang biasanya kulihat di fb, twitter, ata kaskus. Foto yang menyiratkan sebuah pesan untuk selalu bersyukur kepada-Nya. Seperti foto yang kudapat dari sebuah akun twitter beberapa waktu yang lalu.

Minggu, 20 November 2011

Bapak Tua Penjual Amplop Itu

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.
Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu.
Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusa plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.
Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Minggu, 30 Oktober 2011

Sumpah Pemuda Bukan Sampah Pemuda

Article and Blog Competition HIMA ADP UNY 2011

”Berilah aku seratus orang tua. Dengan seratus orang tua ini aku akan memindahkan Gunung Semeru. Tetapi, beri aku sepuluh pemuda, karena dengan mereka aku akan mengguncangkan dunia”
            Inilah kata-kata yang diucapkan oleh Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia kita. Tidak hanya di mata Soekarno, masyarakat pun memandang pemuda memiliki ‘nilai lebih’ dari yang lainnya. Apa penyebabnya? Mari kita tilik bersama-sama, apa saja yang pernah dilakukan pemuda hingga ia  begitu ‘dipuja’ di mata Soekarno dan rakyatnya.
            Masih ingatkah kita dengan perjuangan para pemuda atau disebut golongan muda di masa lalu ketika mendesak hingga akhirnya nekat menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Aksi ini berbuah manis dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Soekarno membacakan teks proklamasi
Pada tahun 1966,  para pemuda bersatu menggabungkan diri dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) menuntut Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pemerintah yang akhirnya ‘menggulingkan’ Soekarno dari kursi kekuasaannya dan berpindah di tangan Soeharto. 
Tahun 1998, mahasiswa dari seantero negeri turun ke jalan untuk menuntut adanya reformasi. Aksi ini memuncak pada aksi pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Soeharto akhirnya mundur dan digantikan oleh wakilnya saat itu, yaitu B.J. Habibie. 

Aksi mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR
3 contoh aksi mahasiswa di atas menjadi sebuah bukti mengapa pemuda dipandang ‘lebih’ oleh Soekarno dan rakyat. Pemuda seringkali disebut ‘agent of change’ atau agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsanya. Ketiga contoh aksi di atas menggambarkan potret pemuda di masa lalu. Bagaimana dengan pemuda di masa kini???
            Tidak jauh berbeda dengan pemuda di masa lalu, pemuda masa kini juga sering melakukan aksi, namun tidak jarang aksi tersebut dibarengi anarkisme. Pemuda saat ini lebih suka mengkritik pemerintah, berkoar-koar sambil turun ke jalan, hanya berani ‘ngomong’ tanpa ada tindakan positif untuk merubahnya. Ini yang membuat rakyat tidak lagi member nilai lebih kepada mereka. Pemuda yang katanya orang berpendidikan namun perilakunya tidak mencerminkan orang berpendidikan.
Lalu seberapa banyak pemuda yang tidak turun ke jalan atau memilih diam saja mengacuhkan nasib bangsanya yang berada di ujung tanduk? Tak ingatkah mereka dengan perjuangan para pemuda dahulu? Tak ingatkah mereka dengan SUMPAH PEMUDA yang menjadi titik awal sebuah kebangkitan pemuda di negeri ini?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Lihat diri kita, seberapa besar kontribusi yang sudah kita berikan untuk bangsa ini. Seberapa dalam makna SUMPAH PEMUDA itu mendarah daging dalam diri kita. Seberapa besar pengabdian kita kepada negeri ini. Jangan biarkan diri kita menjadi SAMPAH PEMUDA. Tak tahu apa yang harus dilakukan untuk negeri ini. Tidak malukah kita dengan pendahulu-pendahulu kita?
Tidak harus dengan aksi turun ke jalan, tidak harus dengan aksi menduduki gedung DPR/MPR, tidak harus bertindak anarkis, bukan jamannya lagi seperti itu. Banyak yang bisa kita lakukan, tanpa modal, tanpa uang. Misalnya saja, sebagai mahasiswa UNY yang mayoritas adalah para calon guru, mengapa kita tidak memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak kurang mampu, tidak turun membantu mencerdaskan generasi-generasi negeri ini. Tidakkah jiwa kita terpanggil melihat kondisi pendidikan di negeri ini?
Maka dari itu, marilah kita berikan sesuatu untuk Indonesia ini. Dimulai dari hal kecil, dimulai dari diri sendiri, dan mulailah sekarang juga. Bukan jamannya lagi SUMPAH PEMUDA hanya kita baca saat mata kuliah kewarganegaraan dan pancasila. Inilah saatnya kita menjadikan SUMPAH PEMUDA sebagai lecutan semangat untuk membangun Indonesia lebih baik lagi.


Pengorbanan Luar Biasa Seorang Bapak Tua


Hari itu, selepas magrib aku berencana pergi ke angkringan Satari yang terkenal enak dan ramai pengunjung di ujung jalan Magelang untuk membeli nasi kucing. Rintik hujan di luar tidak membuatku gentar, aku nekat menerobos hujan tanpa mantel, tanpa payung. Tak peduli jika badanku basah oleh air hujan, toh belum mandi juga, pikirku. 
Kepadatan lalu lintas di jalan raya Jogja Magelang selepas magrib dan air hujan yang turun malam itu, membuat jalanan terlihat samar-samar, ditambah pula mataku yang memang sudah minus. Aku berhenti di depan toko oleh-oleh khas Jogja, menunggu jalanan sepi untuk menyeberang jalan. Samar kulihat dari kejauhan,  seorang wanita berpakaian putih menggenakan payung merah berjalan mendekat ke arahku. Ternyata bu Dar tetanggaku pemilik rumah gedong di samping toko oleh-oleh khas Jogja, beliau baru saja pulang dari masjid. Kami hanya bertatapan kemudian tersenyum, bu Dar pun melanjutkan perjalanannya.

Senin, 29 Agustus 2011

Baik Disini

Bunda senyumanmu perteguh mimpi-mimpiku
Ayah suaramu pertegas perjuanganku
Anakmu bertarung menaklukkan waktu
Mengejar cita-citaku

Jangan menangis bunda tercinta
Anakmu baik di sini
Tak perlu khawatir ayahku sayang
Doakan aku di sini

Minggu, 31 Juli 2011

‘Masa Kecilku’sebuah otobiografi Sudharmono, SH


Buku ini ditulis oleh Bapak Sudharmono, S.H. setelah beliau selesai menjalankan tugasnya sebagai Wakil Presiden Indonesia. Beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia periode 11 Maret 1988-11 Maret 1993 menggantikan Umar Wirahadikusuma. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara ke-3 pada periode 28 Maret 1973-21 Maret 1988.


Kamis, 14 Juli 2011

cerita CINTA anak HIMA

Teringat obrolan teman-teman Jurnalistik sore tadi ketika rapat di Foodcourt UNY  tentang CINTA. Iya biarkan aku menjadi alay malam ini, ngomongin tentang C.I.N.T.A seperti apa kata Bagindas.

Cerita berawal ketika Siti, Laskar Jurnalistik junior menceritakan tentang seseorang yang dia kagumi selama ini, sebut saja A. Namun, malang nasib si Siti Karena si A ternyata menyukai seseorang yang sepertinya (tebakan ku) teman sekelas Siti, berpostur tinggi dan putih. Dia juga bercerita betapa remuk redam hatinya ketika menemui mereka berjalan berdua di suatu malam. Terlebih lagi si A sepertinya memberi harapan kepada Siti (menurut Siti lo…). Aku gak tau apa itu harapan atau Sitinya yang ke-GR-an. Ya begitulah wanita, terlalu tinggi menerjemahkan kode-kode dari lelaki.

Sabtu, 25 Juni 2011

Selamat Ulang Tahun Adikku


Sehari sebelum hari ulang tahunnya, adikku, mengajukan pertanyaan "besok aku ultah mau kasih kado apa?" Aku yang saat itu sedang ribet dengan materi-materi ujian yang belum selesai ku pelajari hanya menjawab "Gak kasih kado, gak punya uang. Udah sana sana, aku mau belajar." Adikku pergi dengan perasaan kecewa, tapi saat itu aku tidak begitu menghiraukannya, aku masih sibuk dengan materi-materi ujian PPD.

Malamnya, ia kembali bertanya "besok mau kasih kado apa?" Lagi-lagi aku jawab "Gak kasih, gak punya uang." "Yah padahal tahun lalu, begitu aku bangun tidur ada 3 bungkus kado di lemari buku." "Ya, tahun ini gak ada, gak ada uang. Udah sana, aku mau belajar." "Beliin kue tart aja, biar bisa aku makan sama temen-temen" pintanya memelas. "Uhh, minta sama bapak aja, aku gak punya uang." "Uuuhhh" Ia kemudian pergi meninggalkanku.

Senin, 20 Juni 2011

Bu Mus, Guru Teladan yang Menginspirasi



Siapa yang tidak mengenal bu Mus panggilan akrab bu Muslimah, sosok guru  muda yang bersahaja dalam cerita Laskar Pelangi. Wanita yang bernama lengkap N. A. Muslimah Hafsari Hamid ini mengabdikan diri pada sekolah dasar Muhammmadiyah Gantong Bangka Belitung sejak usia belia.
Kondisi pendidikan yang memprihatinkan di daerahnya mengetuk hatinya untuk turut mengajar di sekolah tersebut bersama ayahnya sendiri, Abdul Kadir Hamid yang dalam Laskar Pelangi diceritakan sebagai Pak Harfan.

Kamis, 09 Juni 2011

Sekardus mie, hadiah untuk sang juara


Tergelitik ketika membaca status adik seorang teman di fb yang menginginkan pasang behel sebagai hadiah telah lulus ujian nasional SMP tahun ini. Dia begitu ngotot untuk segera memasang behel, sementara kakaknya ngotot untuk membeli hp. Yah, ababil jaman sekarang, ada trend sedikit aja langsung ikut-ikutan. Karena sekarang ini lagi ngetrend-trendnya behel, makanya banyak yang ngebet banget pasang behel.

Berbeda denganku ketika sekolah dulu. Ketika itu adalah aku masih duduk di kelas 3 SD. Jauh-jauh hari ketika ujian akhir sekolah, aku mengajukan tawaran hadiah jika aku keluar sebagai juara kelas. Jika juara 1 aku minta dibelikan sekardus indomie goreng, 40 bungkus, makanan kesukaanku saat itu. Saat itu aku yakin akan keluar sebagai juara 1, sehinga untuk juara 2 dan 3 aku tidak terlalu memikirkan berapa bungkus indomie yang akan ku minta.

Hingga tibalah saat pengambilan raport, aku keluar sebagai juara 3. Tidak terbayangkan sebelumnya akan keluar sebagai juara 3. Sesampai di rumah pun aku tetap menagih sekardus mie yang pernah aku minta. Namun, karena aku bukan juara 1, maka ibu tidak memberiku sekardus mie, tapi 18 bungkus.

Jika mengingat ini lucu sekali. Hadiah yang biasanya diminta seorang anak adalah tas baru, sepatu baru, namun aku meminta sekardus mie.

Indomie goreng ditambah daun ketela yang masih muda, dan bawang putih, khas buatan bapakku, sungguh nikmat sekali. ehmmm yummmi.....



Selasa, 07 Juni 2011

Masa-masa indah bersamamu, Ibu....


Ibu, ingatkah engkau ketika kau menjemputku di sekolah dulu. Berjalan kaki sambil menuntun sepeda kecilku. Dan aku akan menaikinya dari sekolah menuju rumah, meninggalkanmu di belakang, berjalan kaki seorang diri di bawah terik matahari sambil membawakan tas milikku.

Ingatkah saat kau menangis ketika aku belum juga sampai di rumah. Mencari ku kemana saja dan memelukku ketika berhasil menemukanku. Maaf ibu telah membuatmu menangis, maafkan aku yang kala itu tidak meminta ijin akan main di rumah teman. sehingga membuatmu panik

Ingatkah engkau ketika menyambutku pulang dari sekolah dengan sebuah senyuman, kemudian menyiapkan makan siang untukku. Menungguiku makan dan akan bertanya ”besok minta dimasakin apa?”

Jumat, 03 Juni 2011

"TeTaJur" ala anak-anak Jurnalistik

Cerita tentang anak-anak jurnalistik yang biasa menyebut dirinya laksar biru. Kali ini cerita saat acara HIMA On The Wekeend. Acaranya masak-masak dengan bahan utama T2 alias tahu dan terong.

Cerita dimulai saat aku bangun kesiangan pagi itu gara-gara begadang sampe pagi buat nulis. Ditambah lagi badan yang kurang fit karena selama seminggu begadang terus-menerus lembur tugas. Bangun tidur sempet dilema mau berangkat apa gak. Pengen gak berangkat karena badan sakit semua, tapi di sisi lain gak enak kalo gak berangkat, HIMA OTW sebelumnya aku gak ikut, apalagi ada MPO yang datang dan juga ada rapat pleno setelah HIMA OTW.

Aku berangkat jam 8an dari rumah, aku lupa kapan tepatnya HIMA OTW dimulai, asal berangkat aja sambil mikir ”toh biasanya kalo bikin acara molor, pasti kali ini molor juga”

Di jalan sempet ngerasa gak enak badan, rasa-rasanya mau tumbang, badan kayak gak berisi. Takutnya pingsan di jalan karena belum sarapan juga, bahkan mimun aja belum.

Sebelum ke hima mampir dulu ke kopma buat beli aqua. Aku dapat jatah buat bawa minuman, karena galon di rumah pas habis makanya aku beli aqua di kopma.
Sesampai di taman ormawa ternyata udah banyak yang datang, uda pada masak dan goreng-goreng. Dan inilah para laskar biru yang sudah mulai memasak.

rajinnya ibu-ibu pkk ini

     

Selasa, 31 Mei 2011

Hal-hal yang berkesan di semester 4


Akhirnya berakhir juga semester 4 ini. Hari ini adalah kuliah terakhir di semester 4. Meskipun harus dibayar dengan perjuangan yang lumayan berat, lembur bikin media belajar sampai jam 2.30 pagi. Alhasil, paginya berangkat kuliah dengan mata panda hahaha tapi ternyata gak cuma aku, temen-temen yang lain juga lembur sampai pagi. Senasib seperjuangan yak….

kesibukan para Areg PIPA @sekret HIMA
 Nah, gambar di atas itu adalah saat-saat para Areg PIPA meneruskan tugas membuat media @sekret HIMA IPA. Semua orang sibuk dengan medianya masing-masing.

Berhubung hari ini adalah hari kuliah terakhir di semester 4, mau review sedikit apa aja yang uda dilakuin and didapetin selama satu semester ini. Di semester ini aku merasa lebih rajin dari semester sebelumnya. Rajin belajar dan mengerjakan tugas pastinya haha... Bukan, bukan itu kok. Aku merasa lebih rajin dalam hal bertanya aja, entah dalam diskusi presentasi atau apalah itu. Alasan utama mungkin bukan untuk mencari nilai ataupu menacri muka, aku cuma ingin membiasakan diri untuk berbicara di depan orang banyak. Aku emang mempersiapin diri untuk itu karena tahun depan udah KKN PPL, kalo gak biasa ngomong di depan orang banyak, bisa mati kutu aku ntar di depan anak-anak SMP waa bisa runyam urusannya.

Hal yang berkesan di semester ini salah satunya adalah aku diajar oleh seorang dosen yang sampai di detik ini aku kagumi. Sudah beberapa kali aku menulis tentang beliau ini, cuma belum aku posting di blog ini, beliau adalah bu Insih Wilujeng. Kepribadian beliau yang baik, pintar, ramah, cara mengajar yang menarik serta bersahabat dengan mahasiswa-mahasiswanya itulah yang membuatku mengagumi beliau. Subhanallah, hampir tidak percaya bisa diajar oleh Dosen seperti beliau.

bu Insih Wilujeng

Sabtu, 28 Mei 2011

My Inspiring Lecturer

Hari ini serangkaian kegiatan Science Competition Fair (SCF) yaitu kompetisi Guru IPa Idola dan LKTI dilaksanakan. Cerita tentang kegiatan ini sudah ku tulis di postingan sebelumnya. Di postingan ini aku akan menulis tentang Dosen Idola, bukan Guru Idola.

Dosen Idola, dosen yang aku kagumi selama menempuh pendidikan di prodi pendidikan IPA. Kebetulan, dosen idolaku semuanya menjadi juri Guru IPA Idola yaitu bu Asri Widowati dan bu Insih Wilujeng. Beliau-beliau ini juga yang membuatku semangat untuk berangkat melaksanakan kegiatan SCF hari ini.

Ku ceritakan dulu tentang bu Asri, yang sebelumnya juga pernah aku tulis percakapanku dengan beliau di postingan ini. Bu Asri, aku mengenal beliau pertama kali di mata kuliah yang beliau ampu, praktikum biologi dasar I. Kesan pertama melihat beliau saat itu: galak, menakutkan. Entah menapa dulu setiap kuliah beliau berlangsung, satu kelas menjadi kaku. 

Jumat, 27 Mei 2011

Kejaiban datang di saat tak terduga

Alhamdulillah, Subhanallah itulah kata-kata yang berkali-kali ku ucapkan hari ini. Why???

Begini ceritanya, kestressan ku tentang sertifikat, spanduk, uang dan lain-lain yang ku ceritakan dalam postingan sebelumnya, berbuah manis manis pada hari ini. Pagi hari saat berangkat kuliah, dengan kondisi badan yang kurang fit lantaran beberapa hari begadang ditambah stres mikirin masalah-masalah yang bertubi-tubi menyerangku. Di jalan saat naik motor aja aku kadang melamun, ini hal yang aku takutkan, takut kalo tiba-tiba nabrak atao jatuh.

Sesampai di kampus sekitar setengah 8 lebih, di sana temen-temen satu kelompok udah pada ngerjain LKs, jadi gak enak karena gak ikut ngerjain dan karena aku Cuma ”urun” foto ma cover LKS. Yap, LKS baru aku edit tadi pagi, itu pun Cuma nambahin foto ma bikin cover, judul dan isi Cuma beberapa persen yang aku utak-atik. Maafkan aku teman-teman (zam, duria, nita, mb ris) aku pusing dan capek, gak bisa konsen, semalem langsung tidur saking capeknya.

Setelah bikin LKS, langsung kuliah PPD, kuliah tambahan sih, ikut review sampe jam setengah 12. Abis kuliah langsung makan di soto rembang karena di ajak fina, din erly dan nita. Sebenarnya agak mikir-mikir mau makan di sana, alasannya karena lagi butuh uang dan di sana paling gak makan habis 7rebu. Tapi akhirnya ngikut juga. Satu hal yang berbeda yang aku rasakan siang itu, aku merasa mereka sangat bahagia, bercanda sepanjang jalan, tertawa-tawa bercanda. Aku tau apa penyebabnya, karena kuliah minggu ini uda berakhir, mereka sama-sama stres kaya aku, tiap malem harus begadang demi tugas-tugas yang menumpuk. Ho’o to cah????

Kamis, 26 Mei 2011

about today

Hari ini, bukan hari sial sebenarnya, hari penuh ujian dan cobaan tepatnya. Banyak masalah, banyak pikiran semuanya bergelut menjadi satu di otakku. saat berangkat kuliah biasa-biasa aja sebenarnya karena saat itu pikiran masih tertuju pada satu masalah "PR IPA 2". Yap pr ipa 2 belum selesai aku kerjakan. 

 Masalah muncul ketika datang ke hima, diminta sama ketua dan panitia lainnya untuk mempercepat pencetakan sertifikat. Alasannya karena gak ada biaya buat pengiriman sertifikat dan gak pantes kalo sertifikatnya telat karena ini tingkat DIY Jateng. Nah, ini salah siapa??? salah bersama, kenapa selama ini gak ada rapat2 buat bahas2 masalah kaya gini padahal tinggal besok sabtu acaranya. Posisi ku jadi serba salah saat ketua minta buat ndesak kalo bisa jadi hari Jumat, sementara aku uda kesepakatan kalo gak jadi hari Jumat gapapa. Akhirnya aku sms mas akhmad, tapi kayaknya malah memperumit masalah. Masalah kaya gini selalu aja terjadi di setiap kegiatan, harusnya ada koordinasi dari jauh-jauh hari. 

Apalagi saat curhat sama bu asri tadi, rasanya pengen banget nangis. sebentar, cerita dari awal kuliah ipa 2 aja. Beberapa saat setelah masuk ke dalam lab komp kacamata yang aku taruh di samping meja gak sengaja kena tangan, jatuh dan.... patahlah kacamataku satu-satunya itu. Alhasil selama kuliah ipa2, penglihatan agajk kabur-kabur, gak begitu jelas ditambah lagi pikiran lagi ruwet jadinya gak konsen. Meskipun mata melihat ke arah layar LCD tapi pikiran entah kemana, blank. sampai pada saatnya aku ditunjuk untuk membaca grafik. Aku bilang "gak keliatan bu" 
bu asri:"gak keliatan ya maju sini mbak"

Senin, 18 April 2011

Acara-acara sampah di TV yang tidak mendidik

"Apa kamu? Berani sama bos? Ambil gak?"
"Gak. Cuih sory ya"
"Aku itu bos kamu, ambil gak?"
"Trus kalo kamu bos trus seenaknya gitu nyuruh ini, nyuruh itu bla bla bla bla....."
(Jeng..jeng... jreennng.... )>>>>ditambah backsound yang di lebay-lebaykan


Acara tv saat ini tidak lain hanyalah sampah, ya isinya hanya sampah. Sampah yang dijual dengan cara membodoh-bodohi masyarakat demi rating tinggi, demi uang coy. Jujur, aku sekarang ini jarang banget liat tv, selain gak ada acara yang bermutu, aku rasa cuma buang-buang waktu aja liat tv sekarang ini.


Mari kita cek satu persatu, mulai dari REALITY SHOW. Awalnya kemunculan program reality show emang bagus, ceritanya masuk akal dan bisa buat bahan pembelajaran. Tapi kalo sekarang ini dibilang bagus, masuk akal, dan bisa buat pembelajaran, SALAH BESAR. Kenapa? Masih tanya juga, liat aja sekarang ini reality show mana yang ceritanya masuk akal? Katanya sih nyariin orang tapi harus dihubung-hubungin dengan hal-hal mistik. Ceritanya sih orangnya bejat, tapi dalam waktu beberapa hari bisa insaf karena bantuan tim relity show tersebut. Kalo emang bener sih Alhamdulillah, penghuni bangsa ini makin banyak yang kembali ke jalan yang benar. Tapi, coba di logika, setiap acara itu pasti berhasil dan kayaknya gampang banget nyadarin mereka bahkan yang sudah tergolong 'parah'. Yah, kalo gitu mah, buat benerin orang-orang, preman-preman, perampok-perampok bahkan para koruptor yang notabene adalah perambok uang negara serahin aja ama tim ini, siapa tau dalam waktu beberapa hari bisa sadar dan ngembaliin uang negara yang bermilyar-milyar itu. 

Sabtu, 16 April 2011

"Jangan pernah takut untuk mencoba" sebuah pelajaran dari seorang wanita bernama Yam

Pagi itu selesai mencuci, ku jemur satu persatu pakaianku, ku tata rapi berbaris di atas tali tambang berwarna hijau. "eheeeheee" kudengar suara wanita dari arah utara, kutengok ia. Ternyata ia adalah Yam, wanita yang (maaf) sedikit terganggu mentalnya. Ia menunjuk-nunjuk ke arahku sambil tersenyum. Aku balas senyumannya, namun ia terus menunjuk-nunjuk ke arahku. Aku terheran, ia terus menunjuk-nunjuk ke arahku kemudian kutengok ke belakang, ternyata ia menunjuk tumpukan botol bekas di belakang ku. "kamu mau botol ini? Sini aku kasih, ambil semua aja." Ia masih berdiri di tempat semula, masih menunjuk-nunjuk sambil menyeringai lebar. Ku tinggalkan ember berisi cucian, ku ambil plastik-plastik kresek besar berisi botol-botol plastik itu. "Ini bawa aja, itu masih ada banyak, dibawa sebagian dulu, nanti ke sini lagi ya."kataku.  "hehehe....." ia tersenyum senang menyambut plastik-plastik kresek itu. "Nanti ke sini lagi, ini masih banyak"kataku. Lagi-lagi ia hanya tersenyum ke arahku.

Senin, 11 April 2011

Abdul Muhammad Rosid: Tanpa diktat, bisa raih IP 3,98



Tidak punya cukup uang untuk membeli buku diktat kuliah, Abdul Muhammad Rosid, 23, harus rajin meminjam buku temannya atau ke perpustakaan. Jangankan membeli buku, agar bisa kuliah saja, ia harus disumbang guru di sekolahnya.

Uang sumbangan para guru itu kemudian dibayarkan sebagai uang pangkal masuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY). Sumbangan guru yang dikumpulkan pada 2007 itu pulalah yang selalu mendorongnya giat belajar.

Rosid bercerita, ia sempat mengalami dilema, melanjutkan pendidikan atau menetap di desanya dan membantu orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani, selepas lulus SMA  Negeri 1 Ngluwar. Terlebih penghasilan orang tuanya saat itu tidak lebih dari Rp400.000 sebulan, jumlah yang jauh dari cukup untuk membuat seorang anak menempuh pendidikan.

Namun, salah satu guru di sekolahnya 'eman' bila anak didiknya tidak meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Alasannya, Rosid terbilang berotak encer dengan prestasi juara I di sekolah dan memperoleh nilai 10 dalam Ujian Akhir Nasional untuk mata pelajaran matematika.

“Sangat jarang orang di desa saya yang meneruskan pendidikan SMA terlebih kuliah karena memang sebagian besar mengalami kesulitan ekonomi,” ujar Rosid, sapaan akrabnya kepada Harian Jogja, Kamis (31/3).

Ia menceritakan kisah empat tahun lalu, pengalamannya cukup berliku untuk menyandang status mahasiswa. Bahkan, tidak pernah terbersit dalam benaknya sewaktu di bangku SMA untuk meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.
Guru Bimbingan Konselinglah yang mendorong Rosid mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan mendapatkan beasiswa masuk universitas. Kendala lain muncul setelah diterima, sebab beasiswa tidak sepenuhnya dapat menutupi uang masuk kuliah.

Minggu, 10 April 2011

tukang becak meninggal karena kelaparan*


BANYUMAS- Sudarman (60), warga Kelurahan Purwokerto Wetan, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa di atas becak kesayangannya.

Pria ini diduga tewas akibat kelaparan. Pasalnya, Sudarman dikenal warga setempat sebagai seorang yang sangat kekurangan dan tidak punya tempat tinggal. Bahkan, untuk hidup sehari-hari dia bertempat tinggal di becak kesayangannya ini.

Jumat, 08 April 2011

The Miracle Worker, Film yang berkisah tentang kehidupan seorang Helen Keller


 Sambil nungguin bufer youtube yang super lama, aku mau nulis sedikit tentang film yang sedang aku lihat, The Miracle Worker. Film ini berkisah tentang kehidupan seorang Hellen Keller, gadis cilik yang terkena penyakit misterius di usianya ke 7 bulan sehingga menjadikannya buta dan tuli. Pada usia 7 tahun, ia menjadi anak yang susah diatur, terkesan liar, karna di film ini digambarkan betapa Helen bertindak sesuka hatinya jika ia marah, membanting apapun, dan menyakiti siapapun yang ada di dekatnya. Untuk menenangkannya ibunya selalu memberinya permen, dengan begitu ia akan diam dan berhenti membuat kacau. Namun, cara ini salah menurut sang guru Sullivan, karna menurutnya seorang anak yang berbuat tidak baik seperti menusuk dengan pena, membanting guci dan lain-lain seharusnya dihukum bukannya diberi hadiah berupa permen. 

Kamis, 07 April 2011

Today is asoyy

Hari ini, mungkin awalnya aku merasa hari ini amat sangat melelahkan sekali. Mulai dari pagi hari, rencana belajar buat UTS ipa 2 yang kacau balau gara-gara ketiduran, trus berangkat kuliah kepagian yang ada malah kelaparan di sana, buletin ancur lebur aarrrggghh seandainya boleh meminta, aku ingin kamis minggu ini tidak ada saja.. (Loh????) 

Cerita dimulai dari pagi hari. Niatnya pengen belajar jam 3 pagi, alhamdlillah uda bangun berkat di bngunin mas akhmad, trus sholat dan belajar. Pengennya belajar nyantai sambil tiduran, eh yang ada malah ketiduran, bangun-bangun udah jam 6 pagi. Huaahh sial bener, banyak materi yang belum dibaca, mulai panik tapi mencoba tenang, sow slow. Refresh otak bentar biar agak tenang, mulai buka fb, twitter, dan blog lewat hp. Baru masuk fb beberapa detik dan membaca status Gotta "Apa yang sudah kamu pelajarI? Durong" menjadi sedikit lega, setidaknya 'ono koncone le ra sinau' hahaha...

Senin, 04 April 2011

Postingan geje

Huahh akhirnya si laptop sembuh. Mulai sekarang makenya hati-hati, gak akan di ajak begadang lagi ato malah pernah si laptop begadang sendirian alias aku tinggal molor hehe.

Seminggu tanpa laptop dan koneksi internet berasa orang primitif, bikin mati gaya cuy hahaha. Ketinggalan berita darimana-mana. Tapi hikmahnya tetep ada donk, belajar jadi tambah fokus, lebih termenejemen waktuku, lebih terarah hidupku, dan lebih bermakna waktu yang kulalui tiap detiknya, ceileee...

Pelatihan & Kompetisi Blog (Cerita di balik Layar)

Sabtu, 26 Maret 2011 Bidang Jurnalistik mengadakan acara pelatihan dan kompetisi blog untuk anak-anak prodi IPA. Acara yang diikuti 18 orang peserta ini dimulai registrasi pesertanya sekitar pukul 8.00WIB.

ayo mbak neni, dilayani dengan baik pesertanya hehe..


Acara dibuka oleh MC Siti Sulastri. Acara jadi heboh dan rame gara-gara MC nya bukan karna pesertanya. Dengan gaya kocak dan logat ngapaknya yang khas, Siti berhasil membuat acara pagi itu lebih 'hidup'.

Kamis, 31 Maret 2011

Jurnalistik berlaga lagi @Pelatihan & Kompetisi Blog

Sabtu, 26 Maret 2011 Para laskar biru jurnalistik kembali berlaga. Kali ini mereka berlaga di acara pelatihan dan kompetisi Blog yang juga merupakan proker bidang Jurnalistik. Apa saja kehebohannya? Cekidot bro.....

 Berangkat sekitar jam 07.00. Dengan persiapan yang lumayan matang, akhirnya pagi itu tidak ada kendala yang berarti. Meskipun peserta hanya 18 biji, eh 18 orang, tetep seru loh.

Kehebohan yang terekam kamera terjadi saat usai pelatihan dan kompetisi blog.


rapat evaluasi @ sekret HIMA IPA

Jumat, 25 Maret 2011

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian*

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.
Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Raditya Dika dan kekonyolannya

Raditya Dika, seorang penulis yang akhir-akhir ini sedang aku gilai. Sebenarnya tulisannya gak bagus-bagus banget, tapi gaya penceritaan, bahasa yang dipake membuat ceritanya jadi lebih hidup. Nah itu yang sedang aku pelajari sekarang, gimana caranya nulis sesuatu yang biasa aja jadi luar biasa.

 Cerita konyol, lucu, dan jayus memaksaku meng'khatam'kan seluruh buku Raditya Dika mulai dari kambing jantan sampai marmut merah jambu. Gak hanya itu, aku setia mengikuti perkembangan cerita konyol keseharian Radith dari twitter dan blognya. Dari sana aku sedikit-sedikit belajar tentang cara menulis, salah satunya cara menulis dengan showing dan telling. 

UG HIMA IPA part 2 (Laskar Biru Jurnalistik berlaga)

Dgn sabarnya mas Taufani menunggui kami

Dengan menghabiskan waktu sekitar 5 menit buat nglilit tu telur jadi kayak mumi, akhirnya siap juga dilempar. Dan alhamdulillah ga pecah.Strategi pertama yang dipake, kalo telur dililit dengan tali sampai tebal, maka saat telur nanti terkena batang pohon saat dilempar paling enggak ada yang melindungi kulitnya jadi gak pecah pyarr . Strategi kedua, milih dahan yang rantingnya jarang biar kalo telur dilempar gak pecah.

Games berikutnya kita nyoba punya mbak Muty. Di sini kita disuruh nulis nama, ttl, alamat, hobi, buku fav, kebiasaan buruk dll. Setelah itu kertasnya diputer biar semua temen bisa baca. Kemudian mbak muty minta kertas-kertas itu dan mengecek apakah kita dalam satu tim itu saling memahami, misalnya aku disuruh nyebutin nama, alamat, ttl, hobi dll tentang Fina. Kalo salah jawabnya kena coretan merah si lipstik. Aku dapat coretan satu karna salah ngomong. Kalo Gotta mah emang ditambah-tambahi sendiri, biar kayak mahkluk apa gitu. Maklumlah dia ini mahasiswa yang terobsesi besar pada kartun narto eh naruto. 

Games terakhir punya mbak Etik. Kita disuruh mindahin gelas berisi air pake tali. $ orang megang tali, 1 orang jadi pemimpin, yang lain jadi penggembira hahaha.... Dalam waktu singkat kita bisa mindahin tu gelas, walaupun dengan strategi yang mikirnya lumayan lama. Padahal kata mbak Etik itu bisa dilakuin dengan strategi yang sederhana aja, kita terlalu rumit mikirnya. Tapi gapapa lah, yang penting udah berhasil hehhe...

Dan taukah, laskar biru jurnalistik jadi kelompok terbaik di UG 1, ini karna kekompakan dan kerjasama yang solid dari kita.


kelompok terbaik UG 1 2011
 Selamat teman-teman, semoga ke depannya kita bisa jadi tim yang solid juga dalam bekerja membangun HIMA IPA yang lebih baik.

Mari sekali lagi kita teriakkan jargon kita saat  "Dengan kekuatan biru kita ikut UG satu"


Cerita sebelumnya disini:

UG HIMA IPA part 1(Laskar Biru Jurnalistik berlaga)