#Masuk HIMA
Keinginan untuk masuk HIMA akhirnya terwujud di tahun 2011 ini. Dengan menyandang status sebagai staff jurnalistik, aku banyak belajar di sini. Belajar berorganisasi, belajar bagaimana bekerjasama, saling membantu. Gara-gara di jurnalistik juga, akhirnya aku berkutat kembali dengan corel draw, sedikit demi sedikit belajar desain otodidak. Sejak diterima di HIMA jadi getol banget ke HIMA, sampai akhirnya pada UG2 dianugerahi sebagai "PENJAGA HIMA TERFAVORIT", aneh memang.
Suka duka selama berada di HIMA banyak sekali, dari yang disuruh bikinin sertifikat, pamflet, banner, dll sampai dukanya yang sering dimarahi karena deadline tak segera terselesaikan hhe.
#IPK naik drastis
Semester 3 IPK yang turun gara-gara nilai C di makul 3 sks, membuat stress berkepanjangan. Namun, semua itu terbayar lunas pada semester 4, IPK naik drastis. Semoga semester 5 ini bisa naik lagi ya, bismillah.
Tapi, semakin kesini, semakin ku sadari, nilai/IPK bukan segalanya. Kita sekolah lama-lama apa cuma buat nyari nilai? Seperti apa kata Gotta, "Kita itu kuliah untuk berproses bukan untuk mencari IPK".
# Panitia SIPMA
Menjadi panitia SIPMA 2011 dan dipercaya sebagai koord. PDD. Kerjaan paling ribet sebenarnya sebelum hari-H, karena harus desain kaos, desain pin, bikin banner, bikin cocard panitia, dan yang paling ribet adalah bikin buku panduan SIPMA karena saat itu juga harus bikin tabloid maba. Dilanda pusing selama 1 bulan untuk menyelesaikan 2 buku ini, karena yang pertama gak ada laptop buat ngerjain, laptop di rumah udah tewas, yang kedua isinya banyak banget dan harus diselesain dalam waktu 2 minggu. Dan akhirnya bu Zam, sekjend HIMA berbaik hati meminjami laptop selama beberapa hari untuk lembur nih buku. Tiap malam berkutat dengan corel draw, dan alhamdulillah selesai tepat waktu :) Pengalaman yang mengesankan
Oh ya, cerita menarik saat survei tempat untuk SIPMA di kebun buah Mangunan Imogiri Bantul. Jalan menuju ke lokasi yang menggerikan, sama menggerikannya saat ke Gunung Kidul. Awalnya udah tanya ke pak ketua, "Ching, jalanan di sana gimana? Naik kah? atau curamkah?", maklum ini pertama kalinya ke kebun buah Mangunan hhe..
kata pak ketua, "Santai aja ching, jalannya biasa kok"
Tapi ternyata, jalannya huh luara biasa, sangat menantang. Bikin deg-deg serr. Saat itu tanggal 17 Agustus 2011 bertepatan dengan 17 Ramadhan. Sampai di sana kita survei jalan buat outbond sekalian, naik turun bukit, masuk hutan, dalam keadaan puasa. Namun, semua terbayar saat melihat pemandangan di puncak kebun buah, Subhanallah, indah sekali.
#Juara Cerpen
Alhamdulillah keinginan untuk menjadi juara dalam perlombaan menulis tercapai juga. Apalagi dengan menyandang predikat Juara II menulis tingkat DIY. Isi cerpen bisa dibaca di sini, komplit dengan perjuangan dalam menulis cerpennya hhe. Ucapan selamat berdatangan dari adik kelas, bahkan dari dosen idola, bu Asri Widowati yang kala itu chat via fb denganku. Beliau mengatakan ingin membacanya. Dan ketika sudah kuposting di blog, kutautkan di mesagge fb beliau, tapi tak pernah ada balasan atau komentar, baik di fb atau blog. Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu saat sholat berjamaah di mushola kampus beliau mengatakan, "Ceritanya bagus". Aku saat itu malah bingung, "cerita apa ya bu?"
"Cerpenmu yang dulu itu"
"Owh itu bu, bu Asri jadi membaca to, saya kira tidak hhe..."
"Iya, itu ibu komentari di blog, masuk apa gak ya?"
"Tidak ada bu"
"Tapi ibu komen itu, berarti ya tidak masuk. Diteruskan ya mbak nulisnya, bagus kok"
"Iya, terimakasih bu"
Sebuah penghargaan ketika tulisan yang menurutku 'berantakan' itu dibaca oleh bu Asri, dosen idolaku hhe.
#Kerja
Melihat teman-teman yang sudah bekerja 'ngeles' di beberapa tempat membuatku tertarik untuk mengikuti jejak mereka. Karena, sebentar lagi udah mau KKN, itung-itung belajar buat ngajar. Aku dan Putri melamar di sebuah bimbel yang tidak jauh dari rumah, dan alhamdulillah ketrima. Senang bisa mengajar anak-anak. Dari yang pendiem sampai yang nakalnya minta ampun.
Dari semua suka duka dalam bekerja, aku banyak mendapatkan pelajaran, merasakan susahnya mencari uang, merasakan menjadi guru, merasakan indahnya berbagi ilmu, bercanda dengan anak-anak. Namun, itu semua telah berakhir. Jumat 30 desember 2011, menjadi hari terakhir aku mengajar di bimbel. Kuputuskan keluar dengan banyak pertimbangan.
Luqman, muridku di bimbel |
#Juara Cerpen lagi
Menjadi juara cerpen beberapa waktu lalu membuatku semakin terpacu untuk menulis dan menulis. Kali ini lomba cerppen yang diadain Bidang Jurnalistik HIMA IPA. Dari tema "inspiring Teacher", konsep, pelaksanaan, juri, sertifikat, buku hampir semua aku ikut mengurusi, namun karena kesepakatan panitia diwajibkan ikut (mengirimkan karya) dan boleh menang, akhirnya nyari-nyari ide buat nulis. Di saat semua staff jurnalistik sudah mengumpulkan naskah, aku satu-satunya yang masih mencari ide. Saat-saat terakhir beberapa jam sebelum pengumpulan, dengan pinjeman laptop mak e, mojok di ruangan HIMA, ku buat cerpen itu. Tulisan itu kupersembahkan untuk kakekku tercinta, sang guru kehidupanku, cerpennya di sini.
Selain bekerja di bimbel, aku setiap malam juga mengajar anak-anak desa untuk belajar. Sehabis magrib mereka berkumpul di rumah, rame banget. Terkadang jika aku pulang ngajar jam 7, mereka masih setia menungguku :')
Sama dengan murid-murid yang lainnya, ada yang pendiem, ada yang nakal, ada yang rame. Tapi, dengan kegiatan ini aku senang, karena selain bisa berbagi ilmu, dan membantu mereka dalam belajar, kegalauanku hilang dengan keberadaan mereka. Tak ada lagi waktu untuk memikirkan yang seharusnya tidak dipikirkan, tak ada waktu untuk sekedar menangisi masa lalu.
Tak jarang juga mereka membuatku emosi, nakalnya yang kebangetan, susah untuk dikendalikan, di saat kondisi ku capek habis ngajar, tak jarang mereka kumarahi. Tapi, namanya juga anak-anak, di saat mereka dimarahi, malah akan semakin menjadi-jadi.
Setelah mengajar mereka belajar, biasanya aku pergi ke warnet untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Padat, sibuk, dan melelahkan memang, namun aku sangat menikmatinya :)
Ketika penerimaan rapor tiba pun, nilai mereka bagus-bagus. Terlebih adikku yang sebelumnya tak pernah mendapat peringkat, kini mendapat peringkat 6 di kelasnya.
Ketika penerimaan rapor dan bertemu dengan tetanggaku mereka bilang, "Mbak, tolong besok diajarin lagi ya mbak. Saya mau ngajarin gak bisa, saya titip ya mbak"
"Nggih bu :)"
atau juga ada yang protes "Mbak, kalo ngajarin jangan malem-malem, anaknya takut pulangnya"
"Lha, saya juga kerja bu, jadi paling gak sampai rumah habis magrib. Itu juga ngajarinnya gantian, karena kelasnya kan beda-beda. Si Devi kalo mau saya antar pulang gak mau bu, katanya berani gitu"
"Ya besok tolong di ajarin lagi ya mbak"
Di saat mendengar kata-kata itu, aku merasa terpanggil, aku merasa dibutuhkan, aku merasa berhutang pada mereka.
#Galau Design
Proyek bisnis bareng mak e (Anita) dan Fina. Melayani desain dan percetakan sertifikat. Kenapa namanya galau? karena kita adalah galauers, dan semoga dengan proyek ini kita jadi sibuk dan gak galau lagi hhe. Aku yang bertugas desain2, mak e bertugas mencatat pemasukan n pengeluaran + nyetak, fina bertugas buat nyetak.
Alhamdulillah kemarin udah gajian, baru sekitar 1,5 bulan kita jalan, udah dapet 300an ribu. Semoga ke depannya makin sukses yak.
#Bertemu Raditya Dika
Keisengan mengecek FB HIMA IPA dan menemukan undangan workshop bareng Raditya Dika di UAD. Langsung capcus memberi tahu mak e, dan segera mak e mencari tiket. Alhamdulillah dapet, kesempatan bertemu Raditya Dika kudapatkan di tahun ini.
Melihat langsung banyolan dan ilmunya tentang stand up comedy dan menulis cerita komedi. Di saat sesi tanya jawab, meski berkali-kali mengangkat tangan untuk bertanya, namun tak pernah ada kesempatan untukku. Lumayanlah, bisa foto bareng Raditya Dika n salaman bareng. Namun ternyata kesempatan itu ada di akhir acara, saat meet greet. Dengan bekal buku Cinta Brontosaurusnya menghampirinya untuk meminta ttd dan foto bareng.
"Namanya siapa?" tanyanya sambil menandatangani buku Cinta Brontosaurus ku.
"Ehm, salaman dulu mas" hahaha, bodoh banget ya aku. saking groginya ketemu penulis idola.
"Namanya siapa"
"Ehm Nurul mas"
Berkat ikut workshop itu juga aku baru nggeh kenapa salah satu bukunya diberi judul Cinta Brontosaurus. "Jika kalian perhatikan, cinta orang dewasa itu lebih ribet daripada cinta anak kecil. Meski dibilang cinta monyet, tapi ketika mereka saling menyukai, mereka akan bilang 'aku suka kamu'. Berbeda dengan cinta orang dewasa. Cinta mereka lebih primitif daripada monyet. Ketika mereka saling menyukai, pasti mereka akan memikirkan banyak hal selain ngomong 'aku suka kamu', bertanya apa pekerjaannya, siapa bapaknya, berapa gajinya, keturunanannya siapa. Lebih ribet kan, lebih primitif daripada monyet, makanya aku sebut cinta brontosaurus" Hahaha, sekian lama baca bukunya, baru nggeh kali ini maksudnya. Kalo diperhatikan sih iya, cinta orang dewasa emang lebih ribet, itu kenapa aku lebih suka menjadi anak kecil.
Itu, sedikit banyak tentang perjalanan hidupku 1 tahun ini. Entah apalagi, banyak yang aku lupa.
Maaf jika ujung-ujung e malah jadi curhat hehe.
Semoga tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya, aku bisa membuat kisah hidup yang indah.
resolusi ne??
BalasHapusblognya gg ada rate nya yah?
BalasHapuskalo ada tag rate excelent nih artikel.
bener2 cerita setahun yg lalu ....
mak e: yah resolusi ne tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin.
BalasHapusuji cb: lempar cendol aja gan :D
ingin tau pasang rate di setiap postingan...
BalasHapuskesini aja http://3lost2.blogspot.com/
buka nya di google chrome ya ay..
hha, bsk aja bang nyobanya...
BalasHapuslg ribet nih