Senin, 20 Juni 2011

Bu Mus, Guru Teladan yang Menginspirasi



Siapa yang tidak mengenal bu Mus panggilan akrab bu Muslimah, sosok guru  muda yang bersahaja dalam cerita Laskar Pelangi. Wanita yang bernama lengkap N. A. Muslimah Hafsari Hamid ini mengabdikan diri pada sekolah dasar Muhammmadiyah Gantong Bangka Belitung sejak usia belia.
Kondisi pendidikan yang memprihatinkan di daerahnya mengetuk hatinya untuk turut mengajar di sekolah tersebut bersama ayahnya sendiri, Abdul Kadir Hamid yang dalam Laskar Pelangi diceritakan sebagai Pak Harfan.

Andrea Hirata, penulis novel tetralogi laskar pelangi sekaligus murid bu Muslimah terinspirasi menulis pengabdian beliau karena sebuah peristiwa di mana saat itu sedang terjadi hujan lebat yang menguyur SD Muhammadiyah Gantong. Murid-murid laskar pelangi berkumpul di sudut ruangan menggigil ketakutan. Tiba-tiba bu Mus muncul di tengah lebatnya hujan dengan berpayung pelepah daun pisang. Kedatangan bu Mus memberikan rasa nyaman kepada murid-murid laskar pelangi yang saat itu khawatir gedung sekolah Muhammadiyah akan roboh. Sejak saat itu Andrea berjanji untuk menuliskan perjuangan dan pengabdian beliau pada sekolah Muhammadiyah suatu saat nanti. Hingga akhirnya ditulisnya dalam novel tertralogi Laskar Pelangi.
Cerita pengabdian bu Mus pada SD Muhammadiyah Gantong telah menginspirasi banyak orang.  Berkat jasa dan pengabdiannya, beliau dianugerahi Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Pendidikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari guru nasional tahun 2008.
Kini bu Mus mengajar di SD Negeri 06 Gantong. Selama 5 hari selama sepekan beliau mengayuh sepedanya untuk mengajar di sekolah tersebut. Menjadi guru bagi bu Mus adalah panggilan jiwa. Menurut beliau, guru yang berhasil adalah guru yang mampu menyampaikan pelajaran kehidupan pada siswanya. Seorang guru juga harus bijaksana, murid dengan karakter yang berbeda-beda merupakan sebuah tantangan. Guru yang bijak harus mampu memahami keinginan murid-muridnya.

1 komentar: