Sabtu, 31 Desember 2011

2011

Tak terasa, hari ini adalah hari terakhir di 2011. Sedikit review perjalanan hidup selama 1 tahun ini. Langsung aja deh, cekicrot:

#Masuk HIMA
Keinginan untuk masuk HIMA akhirnya terwujud di tahun 2011 ini. Dengan menyandang status sebagai staff jurnalistik, aku banyak belajar di sini. Belajar berorganisasi, belajar bagaimana bekerjasama, saling membantu. Gara-gara di jurnalistik juga, akhirnya aku berkutat kembali dengan corel draw, sedikit demi sedikit belajar desain otodidak. Sejak diterima di HIMA jadi getol banget ke HIMA, sampai akhirnya pada UG2 dianugerahi sebagai "PENJAGA HIMA TERFAVORIT", aneh memang. 
Suka duka selama berada di HIMA banyak sekali, dari yang disuruh bikinin sertifikat, pamflet, banner, dll sampai dukanya yang sering dimarahi karena deadline tak segera terselesaikan hhe.

Senin, 26 Desember 2011

Kebersamaan itu...

saatnya kami pensium
 
 Kebersamaan selama 1 tahun kepengurusan ini, memberikan sejuta pelajaran yang luar biasa untukku. Memberiku kesempatan untuk berkarya, berbagi, bersenang-senang dengan kalian, tertawa lepas di kala deadline, rapat bareng, makan bareng, lembur bareng bikin buletin, tabloid, mading, pelatihan blog. 

Laskar Biru, nama yang awalnya tercetus karena beberapa personil jurnalistik menyukai warna biru. Kemudian dengan sedikit memaksa diplesetkan menjadi jargon "B....(lali) Inspiratif Ra jelas Untuk semua"

Bersamamu ku habiskan waktu senang bisa mengenal dirimu. 
Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya

Sabtu, 24 Desember 2011

Berhenti di Kamu

Tiap aku mendengar suara kamu
Rasanya mau bilang iya
Maafkan kamu, terima kamu kembali

Aku tahu kamu sangat menyesal
Akupun juga tak sempurna
Cerita kita tiada yang bisa gantikan


Namun ada satu yang terjadi
Hatiku cinta kamu
Tak bisa mau kembali lagi, ulang semua
Aku tak mau lukai kamu

Kamis, 22 Desember 2011

Untukmu Ibu

Seperti biasanya, dari tahun ke tahun, dan ini tahun yang ke-7. Tak ada perayaan, tak ada ucapan, tak ada bunga, yang ada hanyalah doa. Tak ada upacara kecil di depan pusaramu, tak ada ciuman untuk nisanmu hari ini.

Ibu, 7 tahun kepergianmu, membuatku lebih dewasa kini. Aku tak lagi bermanja-manja seperti dulu, aku bukan lagi gadis yang cengeng, aku tidak lagi penakut. Telah kulalui setiap detik kehidupan ini tanpamu, namun lihatlah aku masih berdiri sampai hari ini. Aku masih berjuang menggapai semua mimpi. Meski tak ada lagi dirimu di sini, tapi ku yakin, di Atas Sana, kau masih melihatku dan menjagaku.

Rabu, 21 Desember 2011

Aku tahu rasanya kehilangan

Senin, 19 Desember 2011 sekitar jam 5 pagi aku terbangun dan mendapati sebuah sms masuk di hp. Tertulis "sit", dari siti rupanya. Dengan setengah sadar ku buka sms itu,"ayah g ada." 
"Ngaco sekali anak ini, sms tidak jelas sepagi ini." batinku. Kesadaranku belum pulih benar akibat semalam begadang belajar dan tidur yang tak nyenyak memikirkan tugas-tugas. 
Ku balas sekedarnya "ayah sp?"
Satu lagi sms masuk, kali ini dari Adib,"inalillahi wa inaillaihi rojiun. Telah meninggal dunia ayah cyti". 
"hah", kaget dan tercengang, tak tahu apa yang harus ku lakukan. 
Sebuah sms balasan dari siti masuk "ku"
Ku balas dengan polosnya, "inalillahi, beneran?? kapan?"
"td"

Berita yang sangat mengejutkan di pagi itu, pasalnya baru seminggu yang lalu aku datang ke rumah Siti untuk menengok ayah dan ibunya yang baru pulang haji. Di hari minggu yang cerah itu, beliau menyambut kedatanganku dan Dewi dengan hangat. dengan baju koko putihnya, beliau bercerita tentang pengalamannya selama menunaikan ibadah haji. Beliau juga menasihati kami, "Saya hanya manusia, tempat meminta itu Gusti Allah, saya hanya perantaranya, saya hanya bisa mendoakan mbak. Belajar yang benar, usaha dan doa jangan pernah putus, dan satu lagi jangan pacaran. Anak saya yang besar tidak pacaran, alhamdulillah lulus dengan nilai yang baik, IPnya 3,6. Pacaran itu hanya membawa dosa, lebih baik fokus pada kuliah dan masa depan. Kunci sukses di masa depan itu adalah ilmu, jika ilmu sudah di tangan, insyaAllah semuanya akan mudah untuk dijalani. Dan juga, kalo besok sudah menikah, jangan lupa rencanakan untuk naik haji."
Tak pernah kusangka, itu adalah nasihat dan pertemuan terakhirku dengannya. 
***

Minggu, 18 Desember 2011

Someone Like You

I heard
That you're settled down
That you found a girl
And you're married now

I heard
That your dreams came true
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldb't stay away, I couldn't fight it
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Yeah

Jumat, 16 Desember 2011

Indahnya Hidup dengan Berbagi

Meski kini aku tak pernah naik bis lagi, tapi ternyata Tuhan masih membukakan mata hatiku untuk melihat kehidupan jalanan orang-orang tak jauh tak seberuntung diriku. Seperti seorang bapak tua yang (maaf) buta dan cucunya yang selalu kulihat di perempatan jalan. Melihat keduanya aku menjadi tersadar, betapa aku harus bersyukur, bersyukur, dan lebih bersyukur lagi atas apa yang telah kumiliki selama ini. Aku jadi ingat jika aku belum membayar janji yang pernah kuucapkan beberapa waktu lalu. InsyaAllah akan segera kubayar.

Atau bisa juga melalui foto-foto yang biasanya kulihat di fb, twitter, ata kaskus. Foto yang menyiratkan sebuah pesan untuk selalu bersyukur kepada-Nya. Seperti foto yang kudapat dari sebuah akun twitter beberapa waktu yang lalu.