Sabtu, 25 Juni 2011
Selamat Ulang Tahun Adikku
Sehari sebelum hari ulang tahunnya, adikku, mengajukan pertanyaan "besok aku ultah mau kasih kado apa?" Aku yang saat itu sedang ribet dengan materi-materi ujian yang belum selesai ku pelajari hanya menjawab "Gak kasih kado, gak punya uang. Udah sana sana, aku mau belajar." Adikku pergi dengan perasaan kecewa, tapi saat itu aku tidak begitu menghiraukannya, aku masih sibuk dengan materi-materi ujian PPD.
Malamnya, ia kembali bertanya "besok mau kasih kado apa?" Lagi-lagi aku jawab "Gak kasih, gak punya uang." "Yah padahal tahun lalu, begitu aku bangun tidur ada 3 bungkus kado di lemari buku." "Ya, tahun ini gak ada, gak ada uang. Udah sana, aku mau belajar." "Beliin kue tart aja, biar bisa aku makan sama temen-temen" pintanya memelas. "Uhh, minta sama bapak aja, aku gak punya uang." "Uuuhhh" Ia kemudian pergi meninggalkanku.
Kamis, 23 Juni, ujian terakhirku praktikum astronomi berakhir pukul 14.00wib. Kemudian dilanjutkan membuat media pembelajaran dan LKSnya untuk pameran keesokan harinya di kos Din, Samirono.
Hari itu aku berencana untuk menginap di Kos Din untuk lembur membuat LKS, tapi rencana itu gagal karena selain aku tak membawa peralatan menginap (baju ganti+peralatan mandi) juga tak ada orang di rumah. Akhirnya ku putuskan untuk pulang saja.
Berangkat dari kos Din sekitar pukul 18.30 wib, jalanan sudah cukup gelap ditambah lagi daerah Denggung sampai Medari terjadi pemadaman listrik sehingga keadaan jalanan menjadi semakin gelap. Semenjak di kos Din, aku berkali-kali teringat akan adikku. Beberapa hari terakhir ini aku sering memarahinya bahkan hampir lupa dengan ulang tahunnya hanya gara-gara sibuk dengan ujian-ujianku. Aku teringat, setahun yang lalu aku memberinya kejutan hadiah, 3 buah kado berisi jam tangan, celengan, dan mainan yang aku bungkus terpisah. Ia sangat senang ketika pulang dari sekolah mendapati kado-kado tersebut sudah terbungkus rapi di lemari bukunya.
Namun tahun ini, aku hampir lupa dengan ulang tahunnya ditambah lagi tak ada kejutan kado yang kuletakkan di dalam lemarinya, ia pasti sangat kecewa. Selama mengerjakan LKS, pikiranku menerawang membayangkan betapa kecewanya ia di ulang tahunnya kali ini.
Hingga akhirnya, sepulang dari Kos Din dengan uang seadanya aku mampir ke toko membelikan kado dan kue tart untuknya. Rencananya akan ku bungkus sekalian di toko itu agar dapat langsung ku berikan kado kejutan itu, tapi karena sudah hampir pukul 19.00 maka kuputuskan untuk membungkusnya sendiri di rumah. Beruntung ketika aku sampai di rumah adikku sudah tidur sehingga aku dengan bebas membungkus kado dan kue itu tanpa takut ketahuan olehnya. Selesai membungkus, kuletakkan kado-kado itu di dalam lemarinya, tak lupa ku hias lemari bukunya dengan kertas kado berwarna-warni hingga terlihat meriah. Ku tutup lemari itu sambil membayangkan ekspresinya ketika membuka dan mendapati 2 buah kado terbungkus rapi di sana.
Pagi ini, aku berangkat pukul 06.00 untuk mempersiapkan pameran media di kampus. Saat itu adikku masih asyik menonton TV, ia belum membuka lemari bukunya pagi itu. Aku sengaja tak memberitahunya, aku ingin memberinya kejutan lagi seperti tahun lalu.
Di kampus berkali-kali aku membayangkan ketika ia membuka kado-kado itu dan memakan kue tart bersama dengan teman-temannya. Sepulang dari kampus aku tak mendapatinya di rumah, rupanya ia masih bermain bersama teman-temannya. Ku buka lemari dan ku dapati kertas kado yang berserakan dan kardus kue tart, ini berarti ia sudah membuka kado-kado dariku.
Bahagia rasanya bisa memberi suatu kejutan untuk orang tersayang meski hanya kejutan sederhana. Ku buka kardus kue tart, masih banyak isinya, hanya beberapa potong kue yang dimakan.
Sepulang dari bermain ia berkata "Terimakasih buat kadonya ya. Kuenya terlalu manis." "Kok itu kuenya gak dihabisin?? Katanya mau dimakan sama temen-temen?"tanyaku. "Baru beberapa orang yang aku kasih." katanya. Ia mengambil sepotong kemudian mengambil sepotong lagi untukku. Berkali-kali ia menawariku "Mau lagi? Aku ambilin lagi nanti." Ternyata ia menyisakan kue itu begitu banyak untuk dinikmatinya bersamaku. Ahh, ingin rasanya menangis, maafkan aku adikku, akhir-akhir ini aku sering memarahimu dan melupakan hari ulang tahunmu.
Selamat ulang tahun, semoga kau tumbuh menjadi insan yang baik, yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Amin :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar