Senin, 07 Desember 2020

Pesona Ecoprint dan Shibori di Festival UMKM Sembada 3

Festival UMKM Sembada 3 merupakan pameran produk-produk UMKM Kabupaten Sleman yang dilaksanakan pada tanggal 3-6 Desember 2020. Kegiatan yang dilaksanakan di Jogja City Mall (JCM) tersebut diselenggerakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (DINKOP UKM) Kabupaten Sleman. Ada 143 peserta dalam pameran ini yang berasal dari UMKM di Kabupaten Sleman, baik dari sector kuliner, fashion, kerajinan, dan flora.

Ketika sampai di lokasi, Anda akan disuguhkan pemandangan stand-stand pameran yang ditata secara apik dan artistik. Pada bagian paling depan ada sebuah panggung utama yang digunakan untuk perlombaan, live music, talkshow, lomba mewarnai, tari tradisional, menyanyi hingga fashion show.


Salah satu UMKM yang terlibat dalam pameran ini adalah Mukti Collection, milik seorang perempuan wirausaha yang tangguh dan kreatif. Dialah Sih Sujati yang menempati stand pameran nomor 15. Ia hadir dengan membawa hasil kreativitasnya berupa kerajinan shibori dan ecoprint.


Berawal dari pedagang pasar

Bu Sih, begitu ia akrab dipanggil, dahulu adalah seorang pedagang kalung, aksesoris, dompet dan pernak-pernik lainnya di sebuah pasar tradisional di Kabupaten Sleman. Berbekal ajakan seorang teman, Bu Sih mulai mengenal dan ikut menjadi mitra binaan Rumah Kreatif Sleman (RKS). RKS adalah sebuah wadah untuk memberikan bimbingan bagi para pelaku usaha kecil menengah di Kabupaten Sleman. Sejak saat itu bu Sih pun aktif dalam kegiatan di RKS, Dinkop UKM Sleman, PLUT, serta komunitas-komunitas lain.

Ia pun mulai mengembangkan kreativitasnya mulai dari membuat tas dan aksesoris dari barang bekas dan daur ulang sampah, membuat bunga dari plastik bekas, membuat lilin dan sabun dari minyak jelantah. Beberapa kali, Ia sebagai narasumber untuk memberikan pelatihan dalam memanfaatkan barang-barang tidak terpakai tersebut menjadi layak guna. Sejak saat itu, Bu Sih memilih fokus mengembangkan kretivitasnya dan berhenti berdagang di pasar. Hasil karyanya mulai memiliki banyak peminat. Pemasarannya dilakukan secara online maupun melalui pameran-pameran.


Mulai Mengenal Shibori

Dengan berkembangnya Mukti Collection, memacunya untuk terus mengasah keterampilan dan kemampuannya di bidang yang lain. Ia pun mulai melirik shibori. Berawal dari ketertarikannnya melihat seorang teman mempelajari shibori, Bu Sih kemudian menngikuti pelatihan pembuatan shibori. Dan bertemulah ia dengan Komunitas Gema Wira, dari komunitas tersebut, bu Sih belajar tentang Shibori. Hanya dengan mengikuti 2x pelatihan saja, ia pun telah menguasai beberapa teknik pembuatan shibori.

“Shibori ini adalah sebuah kerajinan yang mengkolaborasikan keterampilan seni lipat, ikat, dan celup” paparnya. Dalam pembuatan shibori sendiri ada beberapa teknik yang bisa digunakan, diantaranya yaitu itajime, kuma, nuishibori, arashi, tie die, dan lain lain. 

Setelah shibori, ia kemudian mempelajari tentang ecoprint, dimana dalam pembuatannya memanfaatkan bahan-bahan alam yakni daun sebagai pewarnanya. Ternyata, tidak sembarang daun dapat digunakan dalam pembuatan ecoprint ini. Bu Sih sendiri pernah menggunakan beberapa daun seperti daun jati, daun jarak kepyar, daun tabepuya, daun kenikir, dan daun jarak pulung dalam pembuatan ecoprint.


Peminat Shibori dan Ecoprint

Saat ini shibori dan ecoprint sedang hits di kalangan masyarakat. Banyak dijumpai berbagai jenis baju, mukena, tas, jilbab, dan masker yang dibuat dengan kain shibori dan ecoprint.

“Jika dibandingkan shibori dan ecoprint, jelas berbeda, dari teknik pembuatan, bahan yang digunakan, serta harga jual,” ungkap Sih Sujati.

Ternyata harga ecoprint lebih mahal daripada shibori. Salah satu alasan yang mendasarinya adalah cara pembuatannya yang lebih rumit, menggunakan bahan alami, dan membutuhkan waktu pembuatan lebih lama. Maka tak heran jika harga selembar kain ecoprint berukuran 2 meter dibandrol dari harga Rp 250.000,00 hingga Rp 400.000,00. Sedangkan harga kain shibori berkisar Rp 125.000,00 untuk selembar kain berukuran 2 meter.


Alasan yang mendasari Bu Sih untuk ikut serta dalam Festival UMKM Sembada 3 ini salah satunya untuk memperkenalkan pesona kain shibori dan ecoprint ke masyarakat luas. Selain itu diharapkan dapat membawa nama Mukti Collection semakin berkembang dan dikenal banyak kalangan. 


#dinkopukmsleman

#FestivalUMKMSembada3

 

Jumat, 05 Juli 2013

Bapak Tua




Di suatu sore yang cerah, aku, Hasan dan Rani pergi ke mirota kampus untuk membeli kado. Yah, seorang sahabat kami, Anita Rohmah atau biasa dipanggil ‘Mak e’ akan berulang beberapa hari lagi. Di pintu masuk utama Mirota Kampus, sekilas ku lihat satpam berbicara dengan seseorang. Kuacuhkan saja, kupikir itu adalah hal biasa, aku pun kemudian mengajak Hasan dan Rani naik eskalator. Namun, karena nada bicara satpam yang keras memaksaku untuk menengok ke belakang, melihat apa yang terjadi. Sebuah pemandangan yang membuatku tercengang, seorang bapak tua yang penglihatannya tidak normal, membawa tongkat lipat di tangan kirinya, dan kumpulan kemoceng yang diikatkan di tas bututnya. Pemandangan yang membuat iba siapa saja yang melihatnya. Di sini hatiku mulai gusar dengan pemandangan yang ada di depan mataku sore itu.

Seduhan Teh Terakhir untuk Sang Guru Kehidupan

Ku ambil sebuah gelas besar berwarna bening. Ku masukkan gula pasir ke dalam gelas, sedikit saja, saperti apa yang dipesankannya selalu. Kumasukkan the tjatoet dan ku tuang air panas. Sendok kualun perlahan di dalam gelas. Suasana hatiku tergambar di sana, sebuah kepiluan, aku tak ingin perpisahan itu terjadi.
***
15 tahun yang lalu….
            “Mbah, aku mau minum jeruk.”
“Ayo, mbah buatin”
            Langkah kaki kecilku mengikuti sosok lelaki yang ku panggil dengan sebutan Mbah Abub. Namanya Mahbub, tetapi aku memanggilnya Mbah Abub.
            “Mbah, ini cara mengupas jeruknya bagaimana?” tanyaku.
            “Kamu jangan pegang pisau, biar Mbah saja yang mengirisnya. Kamu duduk saja di kursi ya” katanya lembut.
            Lelaki ini begitu dekat denganku sedari kecil. Dia adalah ayah dari ayahku. Kelembutannya kurasakan sejak dulu, sejak aku kecil. Aku adalah cucu kesayangannya karena aku adalah cucu wanita satu-satunya. Mbah Abub tinggal di Purwokerto bersama anak ketiganya. Setiap kali datang ke Jogja, beliau tak pernah melupakan satu hal yang selalu dilakukannya, mengukur tinggi tubuhku di tembok. Mbah Abub akan menandainya dengan pensil. Goresan-goresan tanda pensil itu menjadi bukti seberapa besar cinta beliau kepadaku.

Sabtu, 27 Oktober 2012

AKU DAN MIMPIKU (Mimpi anak muridku kelas VII A & B)



Awalnya aku merasa jenuh menjalani kegiatan KKN-PPL. Harus berangkat jam 6 pagi setiap hari, ngebut-ngebut di jalan biar sampai sekolah sebelum bel berbunyi, pulang magrib sampai rumah, berkutat dengan tugas tugas KKN-PPL, tidur larut malam, berangkat pagi lagi. Rutinitas yang menjemukan, saat itu. Tapi kini, setelah selesai KKN-PPL rasanya rindu, rindu pada dinginnya pagi saat berangkat menuju sekolah, rindu bertemu anak-anak yang mengendarai sepeda berjejer di sepanjang jalan saat berangkat sekolah dengan panorama sawah di kanan kirinya dan Gunung Merapi di sebelah utara, rindu bertemu teman-teman satu tim, rindu dipanggil bu guru, rindu dicium tangan oleh murid-muridku, rindu mengajar di kelas.

Jumat, 30 Maret 2012

Impian itu terwujud berkat SioLang (siomay Belalang)

Sekitar setahun yang lalu aku membaca berita PKM kakak angkatan muncul di surat kabar. "Ahh pasti bangga sekali bisa dimuat di surat kabar dengan prestasinya itu" batinku. Sambil bergumam, aku pun membayangkan jika suatu saat berita itu memuat tentang diriku dan PKM ku.

Impian yang terkubur kurang lebih 1 tahun lamanya itu kini telah terwujud :D
Berita Siolang muncul di berbagai surat kabar, baik cetak maupun online.

Bersama dengan teman-teman satu tim dan PKM SioLang (Siomay belalang)





Selasa, 13 Maret 2012

Kaliurang dan Sejuta Kenangan

Tanggal 18 Februari yang lalu, HIMA IPA ngadain kegiatan Up Grading Pengurus HIMA IPA 2012 di Kaliurang. Sebagai sesepuh, para pengurus angkatan tahun 2009 bertugas sebagai panitia.

Sedikit banyak mau share foto-foto dan cerita selama di sana nih.

Jadwalnya keberangkatan panitia jam 07.00, tapi berhubung ada kumpul dengan temen-temen KKN, aku dikasih ijin buat naik ke atas siang harinya sekalian jemput mbak Anisa yang bakalan jadi motivator di acara tersebut.

Aku dan mbak Anisa sampai di lokasi sekitar jam 3 lebih.  Kesan pertama yang diperlihatkan wisma tempat menginap ini kesan menyeramkan. Bangunan yang besar, tua dan horor lah.

Sampai di lantai 3  ternyata, acara sedang diisi oleh mas Iskandar. Sesi berikutnya baru mbak Anisa yang mengisi.

Hawa dingin terasa kala menginjakkan kaki di lantai dan mencuci tangan di kamar mandi. Brrrr.